Selasa, 15 September 2009

Bahan Plastik Memicu Kanker


Selama ini, beraneka produk dari plastik sangat mudah kita jumpai di pasaran. Sebab, selain praktis, harganya pun cenderung lebih murah. Bahkan, bisa dikatakan, tak ada hari tanpa plastik, mulai dari kantung belanja, hingga kemasan makanan.

Tapi, belakangan, upaya mengurangi plastik sebagai bahan penunjang kehidupan sehari-hari, mulai banyak dilakukan. Sebab, plastik dianggap sebagai salah satu bahan tidak ramah lingkungan yang sukar diuraikan. Apalagi, setelah diteliti, ternyata bahan-bahan yang terbuat dari plastik, terbukti dapat memicu tumbuhnya bibit-bibit kanker.

Sayangnya, kesadaran tentang bahaya plastik ini sepertinya masih kurang. Karena itu, beberapa negara yang mulai peduli, memberikan larangan tegas untuk produk plastik. Seperti yang dilakukan oleh pemerintah Kanada dan Amerika Serikat yang berencana melarang penggunaan botol plastik, terutama yang digunakan untuk memberikan minum kepada bayi.

Kedua pemerintahan tersebut mengatakan bahwa botol plastik mengandung kimia Bisphenol A (BPA) yang membahayakan kesehatan bayi dan anak-anak. Tak kurang, Menteri Kesehatan Kanada Tony Clement, menyebut secara tegas, bahwa pelarangan botol plastik akan dimulai tahun depan. Ia menjelaskan, "Daripada menyesali dampak negatif penggunaan botol plastik, kami akan melarang penggunaan botol plastik, paling cepat pada tahun depan."

Dampak plastik bagi kesehatan ternyata juga disebut-sebut sangat berpengaruh oleh Badan pengawas obat dan makanan Amerika, FDA. Mereka menyebut BPA berisiko memicu kanker prostat dan payudara pada remaja yang sejak bayi sudah teracuni kimia BPA. Unsur kimia BPA yang terdapat pada botol plastik dapat bermigrasi ke makanan dan minuman ketika botol plastik tersebut dipanaskan.

Mengingat bahaya ini, sudahkah Anda mulai mengurangi penggunaan plastik di rumah Anda? Dan, bagaimana dengan pemerintah Indonesia ya?
- 24 Aprilm 2008

Sumber :
Team Andriewongso.com
http://www.andriewongso.com/awartikel-1294-AW_Corner-Bahan_Plastik_Memicu_Kanker
17 September 2009

Sumber Gambar:
http://www.resourcefulschools.org/2006/resin-codes-poster.jpg

Kenali Plastik Sebelum Makan

Menenteng rantang membeli bakso atau soto itu zaman dulu alias jadul. Dianggap kuno. Kini rantang telah berganti plastik atau material lain yang serba simpel dan murah. Selesai persoalan. Sesederhana itukah?

Kelebihan plastik yang ringan, simpel, trendi, dan fleksibel begitu menarik perhatian konsumen. Barangkali itulah salah satu alasan kenapa rantang dan barang pecah belah ditinggalkan.

Pada banyak gerai makanan dan minuman cepat saji, misalnya, hampir semua seperti kompak mengganti barang pecah belah dengan bahan plastik untuk penyajiannya. Lagi-lagi, soal serba simpel, ringan, dan tak mudah pecah pertimbangannya.

Barangkali, mewakili semangat zaman modern yang serba cepat. Ringkas.

Dari beberapa material berbahan dasar plastik, yang marak digunakan sebagai pengemas adalah styrofoam. Bahan yang satu ini bisa dibentuk apa saja, sesuai kemauan dan kebutuhan.

Tak heran apabila mulai dari rumah tangga hingga produsen alat-alat berat memanfaatkannya. Ringan, baik harga maupun beratnya.

Styrofoam merupakan salah satu jenis plastik. Styrofoam terbuat dari polystyrene yang dicampur bahan khusus (blowing agent).

Polystyrene sendiri merupakan jenis plastik yang dihasilkan dari proses polimerisasi styrene monomer. Styrene monomer itulah yang selama bertahun-tahun menyita perhatian banyak kalangan, dari konsumen hingga peneliti.

Ketika digunakan sebagai pengemas makanan, pada suhu tinggi (panas) dan lemak bahan kimia monomer dapat bermigrasi ke dalam makanan dan berisiko bagi kesehatan. Terakumulasi di dalam tubuh, dalam jumlah besar membahayakan kesehatan konsumen.

”Kenyataannya, kalaupun terjadi migrasi monomer, jumlahnya teramat sedikit dan tidak berbahaya,” kata Kepala Bidang Polimer Rekayasa Pusat Teknologi Material Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Ismariny. Styrofoam memiliki titik lunak 102 derajat-106 derajat celsius.

Ismariny punya penjelasan. Styrene monomer pembentuk styrofoam ukurannya teramat kecil (dalam part per million/ppm). Kalau kemudian terlepas karena tidak terbentuk sempurna, ukurannya jadi lebih kecil lagi.

Kalaupun ada migrasi, wujudnya yang umumnya berbentuk gas sulit berbaur di dalam air. Monomer gas akan merambat ke permukaan air lalu terurai di udara (tentu tidak kelihatan dengan mata telanjang).

Namun, ada juga monomer berbentuk cair, seperti polycarbonate dan formalin. Ini yang lebih berbahaya.

Waspadai akumulasi

Sebenarnya, soal akumulasi penting dipahami konsumen. Bagaimanapun kandungan monomer tetaplah bahan kimia yang berbahaya.

Oleh karena itu, ada ketentuan baku yang ditetapkan pemerintah di seluruh dunia untuk melindungi warganya. Di Indonesia, pengaturan baku tersebut juga sudah dilakukan meskipun baru sekitar tiga tahun lalu.

Kepala Laboratorium Polimer Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Agus Haryono menyebutkan, sebagian besar plastik terbuat dari bahan kimia yang pada dasarnya berbahaya bagi kesehatan. Apalagi, bila peruntukan plastik dan produk turunannya tidak sesuai.

Pada binatang percobaan akumulasi zat-zat aditif yang bermigrasi dari plastik ke dalam makanan menyebabkan kanker, perubahan hormon, dan kelahiran baru berkelamin ganda (hermafrodit). ”Pada manusia bisa menyebabkan keguguran. Tapi, itu kalau akumulasi dalam jumlah besar,” kata Agus.

Gunakan semestinya

Ada beberapa cara menghindari bahaya kemasan plastik pada kesehatan manusia. Prinsipnya, gunakan produk plastik yang terdaftar sesuai peruntukannya.

”Perhatikan suhu dan lemak atau minyak ketika menggunakan plastik. Hindari memasukkan makanan panas dalam plastik atau styrofoam,” kata pakar teknologi pangan dan gizi Institut Pertanian Bogor, Made Astawan.

Menurut Ismariny, meskipun penggunaan plastik dan styrofoam dalam standar baku sudah aman bagi kesehatan, lebih baik menghindari mengemas makanan/minuman dengan suhu lebih dari 60 derajat celsius. ”Kalau hanya untuk mengemas makanan atau minuman dingin dalam suhu ruang, tidak ada masalah. Aman,” kata dia.

Sayangnya, dalam keseharian, plastik (termasuk plastik kresek), masih digunakan untuk membungkus gorengan, bakso, dan soto panas. Bahkan, masih sering dijumpai ember plastik untuk menampung sayur panas dalam volume besar. ”Itu contoh penggunaan yang tak sesuai peruntukannya,” kata Agus.

Produk plastik memang simpel dan murah, tetapi dampaknya tidak sesederhana penggunaannya. Lebih baik mencegah sebelum terlambat.
- 11 Juli 2009


Sumber :
Gesit Ariyanto
http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/07/11/09155343/kenali.plastik.sebelum.makan
17 September 2009

Bahaya Kemasan Plastik Terhadap Kesehatan

Pengunaan plastik sedemikian meluasnya bahkan karena sangat tinggi tingkat ketergantungan padanya sehingga hampir-hampir sudah tak dapat terpisahkan dari kehidupan keseharian kita, tak terkecuali untuk kemasan makanan.
Tidak heran karena plastik merupakan bahan pembungkus makanan yang murah harganya, mudah didapat dan tahan lama. Tetapi di balik itu, banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahaya dari plastik itu sendiri, apabila kita tidak benar menggunakannya.

Narasumber IPTEK VOICE edisi hari ini Dr. Agus Haryono dari Pusat Penelititan Kimia (LIPI); mengatakan setiap hari ketergantungan terhadap plastik semakin tinggi, namun bahayanya kurang disadari oleh masyarakat. Sesungguhnya penggunaan bahan plastik dalam konsumsi makanan tidak perlu ditakutkan, asalkan kita tahu cara menggunakannya dengan benar. Penjelasan ini disampaikan oleh narasumber saat siaran IPTEK VOICE, hari Selasa, tanggal 6 Maret 2007 langsung dari studio mini Kementerian Negara Riset dan Teknologi pada frekuensi 105.0 FM (RRI Pro 2 FM Jakarta).

Bagi masyarakat awam cara mudah untuk menghindari bahanya plastik, yaitu dengan membedakan antara plastik untuk kemasan makanan dan untuk keperluan lainnya. Karena karakteristik peruntukannya maka bahan baku dan proses pembuatannya pun berbeda. Plastik untuk kemasan bahan makanan seharusnya dibuat berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga lebih aman pada suhu tertentu dan lemak/minyak.

Pada plastik untuk kegunaan lainnya, misalnya plastik keresek, hindari pemakainnya dari makanan berminyak dan suhu panas, karena zat-zat adiktif dalam plastik mudah terurai dalam lemak dan panas, apabila terkontaminasi dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh, secara akumulaitf pada binatang percobaan dapat mengakitbatkan penyakit kanker, perubahan hormon dan menyebabkan kelahiran berjenis kelamin ganda.

Hal ini tentu, dikhawatirkan dapat berdampak buruk juga bagi kesehatan manusia. "Karena tidak semua produk kemasan plastik tercantum SNI, maka lebih baik tidak memasukkan makanan panas dan belemak/berminyak ke dalamnya." imbuh Agus. Lalu bagaimana dengan botol susu untuk balita? "Setelah botol direbus, dinginkan. Buatlah adukan susu panas di gelas kaca, setelah hangat, baru masukkan ke botol." jelas Agus Selain itu, banyaknya plastik dengan jenis melamin untuk wadah makanan yang dijual di pasar dengan bentuk dan motif menarik serta harga murah membuat masyarakat tertarik untuk membeli tanpa memperhatikan keaslian produk.

"Cara yang paling mudah untuk mengetahui keasliannya yaitu dengan merebus plastik tempat wadah makanan dalam air panas selama satu jam, apabila terjadi perubahan bentuk atau pecah, maka dapat diindikasikan melamin tersebut palsu. Melamin palsu terbuat dari bahan yang berbahaya seperti, formalin, urea dan bahan berbahaya lainnya." ungkap Agus Haryono .

Selain itu, untuk menyelamatkan lingkungan dari bahaya plastik, saat ini telah dikembangkan plastik biodegradable, artinya plastik ini dapat diuraikan kembali oleh mikroorganisme secara alami. Plastik yang demikian, terbuat dari material yang dapat diperbaharui, yaitu dari senyawa-senyawa yang terdapat dalam pati tanaman misalnya tapioka, jagung. Namun penggunaan plastik ini mengalami kendala yaitu harga yang jauh lebih mahal dari plastik biasanya.

"Kalau masyarakat sudah terdidik dan memperhatikan kesehatan, maka produsen akan mengikuti." yakin Agus. Di Indonesia belum diterapkan standar penggunaan plastik, masih sebatas himbauan. Berbeda dengan negara maju lainnya misalnya Jepang, telah diterapkan standar penggunaan plastik dan sanksi terhadap pelanggaran penggunaan plastik. "Plastik bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan, asalkan kita mengetahui cara berinteraksi dengan benar dan lebih selektif dalam penggunaan plastik, maka hidup kita akan lebih aman dan sehat." ujar Agus untuk mengakhiri diskusi.

Sumber :
http://www.ristek.go.id/index.php?mod=News&conf=v&id=1657
17 September 2009

Awas, Botol Plastik Tidak Aman

Haus? Tak masalah, air mineral kemasan dijual dimana-mana. Semuanya berbotol dan bergelas plastik. Jangan santai dulu, ternyata minuman yang dikemas dalam pastik tidak aman bagi kita. Ilmuwan Harvard School of Public Health menemukan bahwa mahasiswa yang rajin menenggak minuman dari botol polikarbonat, pada urinnya mengalami peningkatan kadar chemical bisphenol A (BPA), sejenis bahan kimia berbahaya yang sudah dilarang di Kanada. BPA ini juga terkandung di kaleng minuman dan makanan, juga semua plastik pengemas makanan.

Apakah BPA ini berbahaya? Selama masih dalam kadar rendah, BPA tidak berbahaya. Namun dapat dibayangkan jika seumur hidup kita banyak mengonsumsi makanan dan minuman yang dikemas plastik mengandung BPA.

Sakit Jantung

Apa itu BPA? Jika dikonsumsi berlebihan maka zat ini bisa menyebabkan kematangan seksual yang terlalu dini, juga terkait dengan penyakit jantung dan diabetes.

The National Institute of Environmental Health Sciences (NIEHS) menempatkan bahan kimia ini sebagai bahan yang perlu diperhatikan, sebab bisa berimbas pada perkembangan otak pada janin, bayi, dan anak-anak. Ada juga efek minimal pada anak-anak usia awal puber dan usia produktif dewasa.

Bagaimana mengenali botol plastik yang aman dan tidak? Di Indonesia agak sulit, namun di negara maju ada kode daur ulang pada kemasan botol plastik. Botol dengan kodel 1,2,4,5,6 adalah botol yang bebas dari kandungan BPA, sedangkan kode 3 berarti mengandung BPA. Untuk mewaspadai makanan kaleng lebih susah, sebab tak ada kodenya.

Nah buat kita di Indonesia mungkin lebih baik menghindari sebisa mungkin kemasan plastik dan kaleng. Beli saja minuman dalam botol gelas. Yah agak ribet tapi sehat.

Diterjemahkan secara bebas dari Livescience.
- 9 Juli 2009


Sumber :
Merry Magdalena
http://netsains.com/2009/07/awas-botol-plastik-tidak-aman/
17 September 2009

Plastik Ramah Lingkungan

Plastik ramah lingkungan sangat diharapkan pada masa kini, terlebih dengan semakin meningkatnya beban lingkungan karena sampah, namun perkembangan plastik ramah lingkungan ini sangat lambat dalam menuju ke plastik komersial. Hal ini disebabkan oleh harganya yang masih mahal dan sifat yang agak lain dari plastik konvensional.

Meski demikian lambatnya degradasi dari plastik konvensional telah menjadi perhatian oleh banyak orang, sehingga penggunaan plastiik ramah lingkungan tetap menjadi harapan langkah-langkah perlindungan terhadap lingkungan.
Plastik ramah lingkungan sangat diharapkan pada masa kini, terlebih dengan semakin meningkatnya beban lingkungan karena sampah, namun perkembangan plastik ramah lingkungan ini sangat lambat dalam menuju ke plastik komersial. Hal ini disebabkan oleh harganya yang masih mahal dan sifat yang agak lain dari plastik konvensional. Meski demikian lambatnya degradasi dari plastik konvensional telah menjadi perhatian oleh banyak orang, sehingga penggunaan plastiik ramah lingkungan tetap menjadi harapan langkah-langkah perlindungan terhadap lingkungan

Biodegradabel yang berkembang sejak puluhan tahun lalu juga berkembang sangat lambat, namun dengan harga minyak yang semakin tinggi 145 usd per barel pada saat ini, maka harga bio plastik akan segera kompetitif dibanding plastik lainya. Kelebihan lain dari biodegradabel plastik adalah diproduksi dari sumber terbarukan dapat bukan dari minyak dan mempunyai sifat degradable secara alami. Komisi Eropa untuk studi teknologi prospektif menyimpulkan kebutuhan plastik ini akan mencapai 1-2% dari pasar polimer keseluruhan hingga tahun 2010 dan menjadi 5% ditahun 2020.

Banyak polimer yang disebut biodegradabel, namun pada kenyataannya polimer tersebut adalah ‘bioerodable’, ‘hydro-biodegradable’ atau ‘photo-biodegradable’. Untuk itu plastik yang ramah lingkungan dapat disimpulkan sebagai: terdegradasi karena ’biodegradable’, ’compostable’, ’hydro-biodegradable’, ’photo-biodegradable’, dan ’bioerodable’. Di pasaran jenis plastik tersebut dapat sebagai Fotodegradable Polymer, Polimer berbasis Pati, Polimer Terlarut dalam Air, Biodegradabel Poliester.


Fotodegradable Polymer

Foto degradasi pada plastik bisa disebabkan oleh ketidak beraturan dalam polimer atau ditambahkan bahan yang sensitive terhadap sinar UV atau sinar matahari. Kecepatan degradasi biasanya bertambah dengan adanya bahan tambahan ini yang disebut juga sebagai promotor. Promotor yang umum digunakan adalah dari gugus karbonil atau karbon, C, berikatan rangkap (double bonded) dengan Oksigen, O, dan logam komplek yaitu logam yang dicampurkan dengan berbagai kompon. Degradasi ini masih menyisakan pertanyaan apakah produk degradasi akan benar-benar menjadi produk non plastik atau hanya terdegradasi menjadi partikel kecil.

Bahan kopolimer yang ditambahkan untuk membantu proses fotodegradasi dapat sebagai monomer ketika proses kopolimerisasi. Komonomer yang ditambahkan biasanya yang mempunyai gugus keton dan karbonmonoksida. Bahan logam biasanya ditambahkan ketika proses sebagai aditif.

Kopolimer karbonil keton diperoleh dengan penambahan komonomer vinil keton dalam polimerisasi polietilena dan polistirena. Hasil kopolimer akan terdegradasi jika gugus karbonil mengabsorb sinar matahari. Selanjutnya hasil degradasi memerlukan bantuan mikroba untuk merubah menjadi CO2 dan air. Karena degradasi memerlukan sinar matahari langsung maka produk ini sesuai untuk penggunaan untuk film mulsa yang biasanya berakhir menjadi sampah.



Kopolimer dengan karbonmonoksida dikomersialisasikan oleh Dow chemical, Du Pont dan Union Carbide. Kopolimer yang diperoleh, biasanya dari jenis PE, kemudian dengan bantuan sinar matahari plastik akan terdegradasi.

Aditif komplek logam ditambahkan dalam plastik untuk inisiasi proses dekomposisi. Kelebihan dari aditif ini tidak terlalu tergantung pada sinar matahari. Pada kenyataannya jika plastik ini telah menerima sinar UV yang cukup, ketika ditimbun dalam tanah, plastik dapat terdegradasi. Masalah yang menjadi perhatian dari jenis aditif ini adalah kemungkinan adanya sisa logam berat yang bersifat racun setelah proses degradasi. Aditif ini dikenal dengan ‘prodegradant’ konsentrat biasanya berupa katalis berbasis komponen logam transisi seperti Co-stearat, Mn-stearat. Bahan tersebut ditambahkan dalam jumlah 1-3% dan akan menambah biaya antara 10-35% dari harga polietilena.

Polimer berbasis Pati

Penambahan pati dalam plastik diharapkan akan terjadi proses degradasi yang diawali dengan proses biologi dilanjutkan dengan foto degradasi dan terakhir biodegradasi lagi. Degradasi pati akan meninggalkan ruang kosong dalam plastik sehingga memperluas permukaan kontak antara plastik dengan logam yang ada dalam tanah. Energji dari sinar matahari bersama katalis logam dalam tanah akan merusak polimer menjadi rantai yang lebih pendek. Jika molekul telah pendek maka mikroba akan dapat mencerna polimer sebagai sumber karbon. Pati diperoleh dari produk pertanian seperti jagung, kentang, beras yang mudah dicerna oleh mikroba. Setiap pati akan memberikan produk film dengan ketebalan berbeda. Ada tiga metoda untuk menambahkan pati dalam polimer.

Pati merupakan polimer linier dari monomer glukose membentuk polisakarida dihubungkan pada posisi karbon 1-4. panjang rantai pati bervariasi tergantung sumber tanaman antara 500-2000 unit glukose. Pada dasarnya ada dua macam molekul pati yaitu amilosa dan amilopektin. Ikatan pati alfa amilosa membuat menjadi fleksibel dan dapat dicerna.

Modifikasi permukaan pati sebagai aditif, dimana dilakukan proses dengan penambahan sedikit lemak tak jenuh atau oksidator asam lemak berasal dari minyak sayur. Bahan tersebut ditambahkan kedalam campuran untuk memperbaiki kompatibilitas dengan polimer. Campuran akan dapat dicetak dengan ’injection molding’, film blowing’, dan ’blow molding’. Waktu dan kecepatan degradasi tergantung dari polimer dan ketebalan dan suasana lingkungan.

Aditif Pati tergelatinisisasi didorong oleh pemerintah Amerika Serikat untuk fil PE ko-asam akrilat (EAA) dan dalam campuran EAA dan LDPE. Pencampuran dilakukan dengan 40% pati, 60% EAA dan air. Penambahan EAA harus diperlukan untuk membuat sejumlah besar pati kompatibel dengan PE. Bahan campuran bersifat transparan dan lentur, yang berguna untuk penggunaan mulsa.

Bahan termoplastis pati, biasanya pati dengan kandungan amilosa lebih besar dari 70% yang kemudian di-gelatinisasi dengan solven spesifik. Bahan ini tidak hanya mempergunakan pati dalam jumlah besar tetapi kelarutan dalam air bertambah. Selain itu bahan ini sangat mudah dikonsumsi oleh mikroba. Pati ini dapat kurang tahan terhadap air dengan melakukan asetilisasi, esterifikasi atau eterifikasi pada gugus OH yang terkandung pada pati. Jenis ini kemungkinan dapat digunakan untuk mulsa, tas, untuk makanan binatang, pupuk dan produk yang akan terbuang di saluran air atau fasilitas pengolahan air buangan.

Campuran pati dan poliester linier dilakukan untuk memproduksi lembaran film dengan kwalitas tinggi untuk pengemas dengan proses ekstrusi dengan rol dingin atau ’blown film’. Pati 100% akan sulit untuk dijadikan film untuk itu perlu dilakukan pencampuran tersebut. Pencampuran dilakukan dengan penambahan 50% poliester sintetis yang mempunyai harga sekitar 4 usd/kg dengan pati yang berharga 1,5 usd/kg, maka ini merupakan suatu cara untuk mengurangi harga. Poliester yang dipergunakan berasal dari 1,4-butandiol dengan asam adipat atau suksinat. Plastisiser ditambahkan pada pati terlebih dahulu agar mudah dicampur, lebih lentur dan mudah diproses. Usaha untuk mencampur pati dengan biodegradabel polimer lain juga dilakukan seperti dengan PLA, PCL, PBS, PVOH.

Polimer Terlarut dalam Air

Polimer Terlarut dalam Air, dikenal pada dasarnya dari jenis polimer PVOH, polivinil alkohol dan EVOH, etilen vinil alkohol. PVOH dengan mudah terdegradasi dalam air. PVOH tidak dapat diproses secara konvensional seperti ekstrusi karena suhu leleh 230 deg dan sebelum mencapai suhu tersebut polimer ini telah terdegradasi. Pada suhu 180-190 deg sebagian molekul telah terhidrolisis dan terdekomposisi. Produk film dapat dikembangkan dengan cara ’film casting’ larutan polimer, atau dapat juga dilakukan dengan menambahkan plastisiser sehingga mudah di-ekstrusi. Diproduksi oleh Air Product, Du Pont, Kuraray Co., Nippon Gohsei untuk dipergunakan sebagai film yang punya ’oxygen barrier’ tinggi.

Biodegradabel Poliester

Poliester dapat terbuat dari senyawa linier atau aromatik mempunyai peran sebagai biodegradabel plastik karena punya potensial untuk terhidrolisis. Poliester dari aromatik yang dikenal seperti PET mempunyai sifat mekanik yang bagus dan sangat kuat terhadap serangan mikroba. Sedang poliester linier mudah terdegradasi dengan mikroba namun kurang mempunyai kekutan mekanik. Macam degradabel poliester dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Kecepatan degradasi dalam tanah untuk Poly-(3-hydroxy–butyrate-valerate) (PHB/PHV), PCL, PBS, PBSA, dan PLA telah dilakukan penelitian selama waktu 12 bulan dan setiap 3 bulan diukur berat yang hilang. Hasilnya adalah kecepatan degradasi PBSA, PHB/PHV dan PCL sama dengan kecepatan PBS dan PLA yang berturut-turut lebih rendah.

Poliester alami diperoleh dengan cara fermentasi glukose, dikenal dengan ‘polyhydroxyalkanoates’ (PHA) mempunyai dua keluarga lain yaitu polyhydroxybutyrate (PHB) and polyhydroxyvalerate (PHV). Digunakan untuk botol ‘blow injection’, plastik film, yang dikenal dengan nama Biopol™. Resin Poly-hydroxybutyrate-co-polyhydroxyhexanoates (PHBHs) juga merupakan polyester alami diperoleh juga dari aktifitas mikroba. Polimer ini dipergunakan untuk film baik dengan proses ‘casting’ atau ‘blowing’. Mempunyai potensi untuk film multi lapis, dan ‘non woven’ pengemas kertas, dengan harga sebanding dengan PVOH.

Poliester dari sumber terbarukan dikenal dengan PLA atau poli asam laktat, merupakan polyester linier alifatik yang diproduksi dari polikondensasi asam laktat yang diproduksi dari fermentasi glukosa. Pada awalnya polikondensasi akan membentuk senyawa siklis laktida, kemudian dengan ROP, ‘ring opening polymerization’ menjadi PLA. Ikatan ester dari PLA sangat sensitive untuk hidrolisis kimia atau enzimatik. PLA sering dipergunakan dengan mencampur pati agar dapat menurunkan harga, untuk itu ditambahkan plastisiser seperti gliserin, sorbitol, atau trietilsitrat. PLA tidak memerlukan ijin untuk kontak dengan makanan karena berasal dari produk fermentasi. Diproduksi oleh Cargill Dow LLC, Shimazu dan Mitsui Toatsu. Resin digunakan untuk gelas minum, nampan pada restoran cepat saji, mulsa, mempunyai potesial untuk menggantikan PET dan PS.

PlA terdegradasi pada suhu diatas 60 deg, diawali dengan proses hidrolisis sehingga PLA terlarut dalam air atau menjadi asam laktat, proses ini membutuhkan waktu 2 minggu. Kemudian diikuti dengan metabolisasi dengan cepat menjadi gas CO2 dan air dengan bantuan mikroba. PLA tidak mengalami biodegradasi pada suhu kurang dari 60 deg, atau pada suhu gelasnya, sedang suhu pengomposan dialam biasanya terjadi pada suhu 70 deg.

Poliester sintetis alifatis biodegradabel dikenal dengan PCL polikaprolakton. PCL dibuat monomer e-caprolactone dengan proses ROP, produk mempunyai suhu leleh 58-60 deg, mempunyai viskositas yang rendah dan mudah diproses. Dipergunakan dengan mencampurkan pati jagung dengan maksud untuk menurunkan harga. PCL tanpa aditif dapat terdegradasi selama 6 minggu dalam proses lumpur aktif. Penambahan aditif akan memperkuat sifat mekanik namun kurang cepat untuk terdegradasi. Degradasi PCL terjadi cepat didalam air laut dibanding suasana ‘buffer’. Pada suasana air laut PCL terdekomposisi seluruhnya setelah 8 bulan, sedang pada suasana air garam pada waktu yang sama hanya kehilangan berat 20%. Diproduksi oleh Union Carbide, Solvay dan Daicel Chemical Industry, digunakan untuk nampan busa, pengisi, tas film.



Poliester sintetis alifatis biodegradabel lain adalah PBS, polibutilen suksinat, mempunyai sifat seperti halnya PET. Sering dicampur dengan pati dan kopolimer adipat membentuk PBS-A dengan tujuan lebih ekonomis. Dibuat oleh Showa Highpolymer, dan SK Polymer. Mempunyai kekuatan mekanik bagus, dapat diproses dengan teknik konvensional, digunakan untuk film mulsa, tas dan benda yang dapat dimasukkan dalam limbah air. Degradasi diawali dengan hidrolisis yang memutuskan ikatan ester dan menurunkan berat molekul dan selanjutnya diikuti dengan degradasi karena aktifitas mikroba. Data dari SK chemical produsen PBS, kecepatan degradasi adalah 50% setelah waktu 1 bulan untuk film dengan ketebalan 40 mikron dalam tanah.

Alifatik Aromatik Kopoliester, merupakan kombinasi antara poliester alifatik yang mudah terdegradasi dan Aromatik poliester yang mempunyai kekuatan mekanik. Untuk mengurangi harga plastik dilakukan pencampuran dengan pati sebagai ’filler’. Polimer ini merupakan jawaban dari kebutuhan polimer yang dapat terdegradasi dan mempunyai kekuatan seperti PE. Dikembangkan oleh BASF dengan nama Ecoflex™, dan Eastman dengan nama Eastar Bio™. Produk mempunyai sifat seperti PE, dapat sebagai ’cling film’ transparan, fleksibel, dan anti kabut. Digunakan untuk pengemas film untuk makanan, buah dan sayuran. Terdegradasi sempurna setelah 12 bulan, tergantung dari kelembaban, suhu, luas permukaan dan metoda pembuatan.

Modifikasi PET, polietilen tereftalat, yang mengandung komonomer seperti eter, amida atau monomer alifatik, diharapkan akan memberikan ikatan yang lemah sehingga mudah terhidrolisis dan kemudian terdegradasi dengan mikroba. Macam modifikasi PET adalah PBAT, polibutilen adipat/tereftalat, dan PMAT, politetrametilen adipat/tereftalat. Dikembangkan oleh Du Pont dengan nama Biomax™. Kecepatan degradasi dapat dilakukan dengan mengatur jenis dan jumlah monomer yang akan digunakan.


Daftar Pustaka:

NOLAN-ITU Pty Ltd, Environment Australia, Biodegradable Plastics –Developments and Environmental Impacts, 2002.

Garthe, J. W., Kowal P., D., C17, The Chemical Composition of Degradable Plastics, College of Agricultural Sciences, The Pennsylvania State University.

- 15 Januari 2009


Sumber :
http://www.sentrapolimer.com/index.php?option=com_content&task=view&id=33&Itemid=1
17 September 2009

Hati-Hati dengan Bahaya Plastik! Pelajari Sebelum Terlambat


Sudah banyak orang yang memberi peringatan, rumor, gosip bahkan artikel majalah tentang bahaya plastik. Tetapi tetap saja hanya segelintir orang yang menggubris, peduli atau sampai meneliti lebih lanjut.


Plastik adalah salah satu bahan yang dapat kita temui di hampir setiap barang. Mulai dari botol minum, TV, kulkas, pipa pralon, plastik laminating, gigi palsu, compact disk (CD), kutex (pembersih kuku), mobil, mesin, alat-alat militer hingga pestisida. Oleh karena itu kita bisa hampir dipastikan pernah menggunakan dan memiliki barang-barang yang mengandung Bisphenol-A. Salah satu barang yang memakai plastik dan mengandung Bisphenol A adalah industri makanan dan minuman sebagai tempat penyimpan makanan, plastik penutup makanan, botol air mineral, dan botol bayi walaupun sekarang sudah ada botol bayi dan penyimpan makanan yang tidak mengandung Bisphenol A sehingga aman untuk dipakai makan. Satu tes membuktikan 95% orang pernah memakai barang mengandung Bisphenol-A.

Plastik dipakai karena ringan, tidak mudah pecah, dan murah. Akan tetapi plastik juga beresiko terhadap lingkungan dan kesehatan keluarga kita. Oleh karena itu kita harus mengerti plastik-plastik yang aman untuk kita pakai.

Apakah arti dari simbol-simbol yang kita temui pada berbagai produk plastik?

#1. PETE atau PET (polyethylene terephthalate) biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Boto-botol dengan bahan #1 dan #2 direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jangan pakai untuk air hangat apalagi panas. Buang botol yang sudah lama atau terlihat baret-baret.

#2. HDPE (high density polyethylene) biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu. Sama seperti #1 PET, #2 juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian.

#3. V atau PVC (polyvinyl chloride) adalah plastik yang paling sulit di daur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. PVC berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.

#4. LDPE (low density polyethylene) biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-botol yang lembek. Barang-barang dengan kode #4 dapat di daur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang dengan #4 bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk tempat makanan.

#5. PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Cari simbol ini bila membeli barang berbahan plastik.

#6. PS (polystyrene) biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dll. Bahan Polystyrene bisa membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan Styrine berbahaya untuk otak dan sistem syaraf. Selain tempat makanan, styrine juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk negara China.


#7. Other (biasanya polycarbonate) bisa didapatkan di tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga. Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon.

Hindari bahan plastik Polycarbonate.

Masih banyak sekali barang plastik yang tidak mencantumkan simbol-simbol ini, terutama barang plastik buatan lokal di Indonesia. Oleh karena itu, kalau anda ragu lebih baik tidak membeli. Kalaupun barang bersimbol lebih mahal, harga tersebut lebih berharga dibandingkan kesehatan keluarga kita.

Pada akhirnya. Hindari penggunaan plastik apapun di Microwave. Gunakan bahan keramik, gelas atau pyrex sebagai gantinya.

Hindari juga membuang sampah plastik terutama yang mengandung Bisphenol-A sembarangan karena bahan tersebut pun bisa mencemari air tanah yang pada akhirnya pun bisa mencemari air minum banyak orang.
Semoga informasi ini bermanfaat.
- 16 Maret 2008


Sumber :
http://akuinginhijau.org/2008/03/16/hati-hati-dengan-bahaya-plastik-pelajari-sebelum-terlambat/
17 September 2009

Hati-hati Gunakan Plastik "Kresek"

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Husniah Rubiana Thamrin Akib meminta masyarakat tidak menggunakan kantung plastik "kresek" berwarna untuk mewadahi makanan siap santap secara langsung.

"Sebab kantung plastik berwarna, terutama yang hitam, dibuat dengan proses daur ulang dari bahan dasar yang tidak diketahui riwayat penggunaannya. Mungkin bekas wadah limbah berbahaya seperti pestisida dan logam berat, atau kotoran," katanya di Jakarta, Selasa.
Proses daur ulang plastik "kresek", kata dia, juga menggunakan bahan kimia yang berisiko membahayakan kesehatan.

Ia menambahkan, proses daur ulang plastik juga tidak terjamin kebersihannya.

"Jadi kalau mau mewadahi makanan siap santap dengan plastik kresek sebaiknya dilapisi dulu dengan bahan yang aman seperti daun atau kertas," katanya.

Ia mengatakan, hingga kini belum ada pengaduan atau keluhan mengenai gangguan kesehatan akibat penggunaan kantung "kresek" sebagai wadah makanan.

"Tapi lebih baik berhati-hati," katanya.
- 21 Juli 2009


Sumber :
Antara, dalam :
http://fkm.usu.ac.id/berita-luar/108-berita-luar/44-hati-hati-gunakan-plastik-qkresekq.html
17 September 2009

Pemerintah Akan Segera Batasi Produksi Plastik

Pemerintah segera mengeluarkan peraturan tentang pembatasan produksi dan penggunaan produk plastik. Peraturan pemerintah turunan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah itu bertujuan menekan jumlah sampah plastik yang mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan.

”Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup sedang mengkaji peraturan pemerintah untuk mengatasi masalah sampah plastik,” ungkap Menneg LH Rachmat Witoelar pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (25/2). Rachmat mencanangkan kampanye bebas kantong plastik di halaman SD Kristen Santa Theresia I, Surabaya.

Menurut Deputi Pengendalian Pencemaran Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup M Gempur Adnan, ada tiga peraturan pemerintah (PP) mengenai pengelolaan sampah akan dikeluarkan Mei nanti. ”Akan diterapkan konsep extended producer responsibilty (EPR), tanggung jawab para produsen secara lebih luas hingga pada kemasan produk,” tuturnya.

Rachmat menjelaskan, PP tersebut akan mendorong produsen menghasilkan plastik biodegradable—mudah terurai—dan akan memberikan insentif.

Konsumen didorong mengurangi penggunaan plastik. ”Harapannya, perilaku masyarakat menggunakan plastik sedikit demi sedikit berubah,” tutur Rachmat.

Gempur menyebutkan, setiap individu menghasilkan rata-rata 0,8 kilogram sampah per hari. Sebanyak 15 persennya adalah plastik. Dengan asumsi 220 juta penduduk Indonesia, sampah plastik yang terbuang mencapai 26.500 ton per hari.

Wali Kota Surabaya Bambang DH menyatakan, pihaknya tengah mendorong daur ulang. ”Bila perlu, aturannya dimuat dalam perda dengan mengacu pada Undang-Undang Pengelolaan Sampah,” katanya.


Sumber:
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/02/26/00461853/pemerintah.akan.segera.batasi.produk.plastik, dalam :

http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=9445&Itemid=709
17 September 2009

Indomaret Luncurkan Kantong Plastik Ramah Lingkungan

Guna menjaga lingkungan Indonesia menjadi lingkungan yang baik sekaligus menekan jumlah kantong plastik yang dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan, Indomaret meluncurkan penggunaan kantong plastik ramah lingkungan di Jakarta.

''Kami sebagai pelaku usaha ritel mempunyai kewajiban untuk menjaga lingkungan. Karena itu, hari ini kami meluncurkan penggunaan kantong plastik ramah lingkungan oxium (oxi degradable yang mudah terurai (biodegradable) dan telah dimulai secara bertahap sejak Juli 2009,'' tandas Marketing Director PT Indomaret Prismatama Laurensius Tirta Widjaja kepada wartawan.

Laurensius mengungkapkan, penggunaan kantong plastik di Indonesia selama ini, cukup tinggi apalagi dengan jumlah penduduk yang saat ini mencapai 220 juta jiwa. Mengutip informasi yang didapat dari Kantor Lingkungan Hidup, setiap hari rata-rata orang menghasilkan sampah 0,8 kg dan sebanyak 15 persen di antaranya adalah sampah plastik.

''Kalau kita teruskan penggunaan plastik yang konvensional per harinya bisa merusak kehidupan alam Indonesia hampir 26.500 ton per hari. Nah, plastik konvensional ini tidak bisa dihancurkan. Kita merasa ikut bersalah besar kalau sampai anak cucu kita nanti menderita akibat ulah kita sekarang ini. Karena itulah, Indomaret sebagai pengelola ritel, merasa perlu untuk meluncurkan menggunakan kantong plastik ramah lingkungan demi menjaga lingkungan alam kita,'' tandasnya.

Penggunaan kantong palstik ramah lingkungan tersebut, papar Laurensius lebih lanjut, merupakan komitmen Indomaret dalam ikut serta menjaga kelestarian alam serta mendukung program pemerintah yang telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah.

Berdasarkan penelitian, sambung Laurensius di dunia rata-rata keluarga menggunakan 1460 plastik per tahun. Hanya kurang dari satu persen plastik dapat hancur. Sedangkan untuk dapat hancur membutuhkan waktu sekitar 100 tahun.

Selama ini, sambung Laurensius, Indomaret sebagai tempat yang menjual kebutuhan pokok dan sehari-hari, setiap bulan membutuhkan kantong plastik konvensional rata-rata 48 kg per toko. ''Dengan jumlah toko Indomaret saat ini di seluruh Indonesia mencapai 3624 gerai, dibutuhkan sekitar 174 ton per bulan. Ini bukan angka yang main-main. Karena itulah kita terus berpikir bagaimana memulai Go Green atau plastik yang ramah lingkungan.''

Laurensius menyebutkan, plastik ramah lingkungan itu sendiri banyak kriterianya. Ada yang cepat sekali hancur, ada yang media dan ada yang sedang. ''Kita menggunakan plastik yang diharapkan dalam jangkau dua tahun bisa mengurai kemudian menyatu dengan alam. Saya pikir ini cukup. Kalau yang ukuran lebih cepat, jangan-jangan belum dipakai sudah jebol,'' ujar Laurensius.

Ia tidak menampik ketika disebukan dengan menggunakan plastik ramah lingkungan ini, biaya yang dikeluarkan Indomaret pun bertambah. ''Biayanya otomatis naik. Dan kami tidak hanya melihat itu saja. Kalau bicara untung rugi terus, tidak mungkin kita berpikir CSR. Kita pikir, tidak apa-apa cost ditambah yang penting lingkungan kita lebih lestari, lebih serasi dan anak cucu kita dapat kita persiapkan dengan baik,'' jelas Laurensius menambahkan.

Kantong plastik oxium sendiri terbuat dari campuran zat degradable, sehingga plastik akan melebur dalam waktu dua tahun. Periode kehancurannya tergantung dari panas dan kelembaban penyimpanannya serta berlaku untuk semua jenis ketebalan plastik.dam/pur
- 6 September 2009

Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/74474/Indomaret_Luncurkan_Kantong_Plastik_Ramah_Lingkungan
17 September 2009

Kampanye HMTL: Katakan Tidak pada Kantong Plastik!

Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang. Hal ini dapat memperburuk global warming karena kurangnya pohon sebagai paru-paru bumi yang dapat menyerap emisi gas rumah kaca. Selain bahan dasarnya yang non-renewable (dari hasil samping pengambilan bahan bakar minyak), plastik juga tidak hemat energi dalam proses pembuatannya.

Sampah yang timbul dari pemakaian kantong plastik pun dapat menjadi masalah. Hampir semua kantong plastik akhirnya dibuang dan berakhir di landfill (lahan penimbunan sampah –red). Karena bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 500 tahun hingga dapat terdekomposisi dengan sempurna. Sampah kantong plastik yang ditimbun di landfill dapat mencemari tanah dan air tanah sehingga dapat membahayakan kesehatan manusia.

Apalagi jika sampah kantong plastik itu dibuang sembarangan. Ratusan ribu penyu, paus, dan mamalia laut lainnya mati karena memakan sampah plastik (salah satunya kantong plastik bekas) yang dibuang ke laut. Mereka salah mengiranya sebagai makanan. Sampah plastik yang dibuang sembarangan juga dapat menyumbat saluran drainase dan mengotori sungai. Sebagai contoh, banjir besar yang terjadi di Bangladesh tahun 1998 dan India tahun 2002 disebabkan karena sampah plastik yang menumpuk di sungai. Banjir yang melanda sebagian wilayah Indonesia baru-baru ini selain merupakan fenomena alam juga disebabkan kesalahan manusia, contohnya menumpuknya sampah di saluran drainase dan sungai. Salah satu jenis sampah tersebut adalah kantong plastik bekas.

Walaupun plastik telah digunakan sejak 50 tahun lalu, namun penggunaannya meningkat tajam sejak 25 tahun terakhir seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat menjadi semakin konsumtif. Plastik memang memiliki kelebihan yaitu ringan, kuat, tahan lama, mudah dibentuk, dan merupakan isolator yang baik. Sampai sekarang belum ditemukan materi pengganti plastik yang ramah lingkungan.

Kita memang tidak mungkin bisa menghapuskan penggunaan kantong plastik 100%, tapi kita dapat menguranginya dengan membawa tas sendiri yang dapat dipakai berulang kali saat berbelanja.

Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) ITB mengadakan gerakan yang disebut “Anti Plastic Bag Campaign” untuk mengkampanyekan penggunaan tas sendiri ini. Kampanye ini bertujuan untuk menginformasikan dampak negatif penggunaan kantong plastik pada masyarakat dan memasyarakatkan penggunaan tas sendiri sebagai pengganti kantong plastik. Di negara-ngara maju, kampanye seperti ini sudah banyak dilakukan dengan jargon “Say No to Plastic Bags” atau “Bring Your Own Bag”. Sasaran kampanye ini adalah generasi muda (usia 15-25 tahun) atau biasa disebut Generation Y. Generasi ini lebih open minded dan mengikuti trend.

Rangkaian kampanye terdiri dari Lomba Desain Tas, 1000 Puisi Sampah Anak Indonesia, dan acara puncak berupa serangkaian kegiatan kampanye pada massa kampus ITB dan masyarakat Bandung akan diadakan pada tanggal 5-9 Februari 2008. Dengan adanya kampanye ini, diharapkan muncul trend peduli lingkungan di Indonesia.

Katakan tidak pada kantong plastik sekarang juga!
- 14 Januari 2008

Sumber :
http://www.itb.ac.id/news/1904.xhtml
17 September 2009

Plastik Berbahaya Bagi Kesehatan

Masyarakat diimbau waspada dalam menggunakan plastik untuk membungkus makanan cairan yang panas karena unsur yang dikandung plastik itu berbahaya bagi tubuh.

Peneliti dari Universitas Negeri Medan, M Yusuf Hasibuan kepada ANTARA di Medan, Minggu, mengatakan, kemasan plastik yang sering digunakan pedagang membungkus dagangannya dapat menyebabkan kanker.

Setelah diteliti, ternyata plastik tersebut mengandung Pemlastis Dioktilfalat (DOP) yang diketahui dari sifat toksisitas plastik berdasarkan uji karsinogenik.

Selain itu, DOP juga berasal dari minyak bumi yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia dan dapat menimbulkan berbagai penyakit kronis, katanya.

Berdasarkan uji kontaminasi DOP diketahui pada media oli (minyak mineral) sebesar 4,0670 persen dan kontaminasi pada media air sebesar 0,0939.

Pemlastis DOP yang dipanaskan pada media minyak dapat menyebabkan kontaminasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemanasan, karena kontaminasi DOP setelah pemanasan mencapai 4,5893 persen.

Maka, bila mie atau pun sejenisnya yang disaji secara panas dan dibungkus dengan kemasan plastik sangat berbahaya bagi kesehatan, karena mengandung super toksit (sangat beracun).

"Semakin panas air tersebut di dalam plastik, maka semakin bahaya, karena tingkat kontaminasi akan semakin tinggi," ujarnya.

Bila ingin menikmati bakso, misalnya, masyarakat disaranka untuk makan di tempat tersebut sehingga tidak perlu dibungkus.

Jika hendak dibungkus, lanjutnya, gunakanlah kemasan yang aman, agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan terhadap kesehatan tubuh.

Pedagang bakso di Pusat Pasar Medan, Erwin mengatakan, selama ini bila ada yang membeli bakso untuk dibawa pulang, sesekali memang dibungkus dengan kemasan plastik.

Ia mengaku, belum mengetahui perihal bahaya yang terkandung di dalam plastik tersebut bila digunakan sebagai pembungkus bakso dalam keadaan panas.

"Setelah mengetahui ini tentu saya tidak akan menggunakannya lagi dan pembeli maupun penjual bakso lain akan saya beritahu," katanya.(*)
- 9 Agustus 2009

Sumber :
http://www.antaranews.com/berita/1249820972/plastik-berbahaya-bagi-kesehatan
17 September 2009

Plastik

Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik dapt dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka "malleable", memiliki properti keplastikan. Plastik didesain dengan varias yang sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras, "reliency" dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri.

Plastik dapat juga menuju ke setiap barang yang memiliki karakter yang deformasi atau gagal karena shear stress- lihat keplastikan (fisika) dan ductile.
Plastik dapat dikategorisasikan dengan banyak cara tapi paling umum dengan melihat tulang-belakang polimernya (vinyl{chloride}, polyethylene, acrylic, silicone, urethane, dll.). Klasifikasi lainnya juga umum.
Plastik adalah polimer; rantai-panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Plastik yang umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakang. (beberapa minat komersial juga berdasar silikon). Tulang-belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk mengeset properti plastik grup molekuler berlainan "bergantung" dari tulang-belakang (biasanya "digantung" sebagai bagian dari monomer sebelum menyambungkan monomer bersama untuk membentuk rantai polimer). Pengesetan ini oleh grup "pendant" telah membuat plastik menjadi bagian tak terpisahkan di kehidupan abad 21 dengan memperbaiki properti dari polimer tersebut.
Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti: permen karet, "shellac") sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami, "nitrocellulose") dan akhirnya ke molekul buatan-manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride, polyethylene).


Sejarah

Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai 60kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80kg/orang/tahun, sementara di India hanya 2kg/orang/tahun.


Jenis Plastik

Plastik dapat digolongkan berdasarkan:

A. Sifat fisikanya

1. Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat (PC)

2. Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida

Kinerja dan penggunaanya

1. Plastik komoditas
sifat mekanik tidak terlalu bagus
tidak tahan panas
Contohnya: PE, PS, ABS, PMMA, SAN
Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol minuman

2. Plastik teknik
Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C
Sifat mekanik bagus
Contohnya: PA, POM, PC, PBT
Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik

3. Plastik teknik khusus
Temperatur operasi di atas 150 °C
Sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500 Kgf/cm²)
Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR
Aplikasi: komponen pesawat


Proses Manufaktur Plastik

1. Injection molding
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas diinjeksikan ke dalam cetakan.

2. Ekstrusi
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara kontinyu ditekan melalui sebuah orifice sehingga menghasilkan penampang yang kontinyu.

3. Thermoforming
Lembaran plastik yang dipanaskan ditekan ke dalam suatu cetakan.

4. Blow molding
Bijih plastik (pellet) yang dilelehkan oleh sekrup di dalam tabung yang berpemanas secara kontinyu diekstrusi membentuk pipa (parison) kemudian ditiup di dalam cetakan


Industri

Sekarang ini utamanya ada enam komoditas polimer yang banyak digunakan, mereka adalah polyethylene, polypropylene, polyvinyl chloride, polyethylene terephthalate, polystyrene, dan polycarbonate. Mereka membentuk 98% dari seluruh polimer dan plastik yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Masing-masing dari polimer tersebut memiliki sifat degradasi dan ketahanan panas, cahaya, dan kimia.

Berdasarkan jumlah rantai karbonnya
1. 1 ~ 4 Gas (LPG, LNG)
2. 5 ~ 11 Cair (bensin)
3. 9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah
4. 16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)
5. 25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)
6. 1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)

Berdasarkan sumbernya

1. Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut

2. Polimer sintetis

Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren
Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis
Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya)


Sekilas

Meskipun istilah polimer lebih populer menunjuk kepada plastik, tetapi polimer sebenarnya terdiri dari banyak kelas material alami dan sintetik dengan sifat dan kegunaan yang beragam. Bahan polimer alami seperti shellac dan amber telah digunakan selama beberapa abad. Kertas diproduksi dari selulosa, sebuah polisakarida yang terjadi secara alami yang ditemukan dalam tumbuhan. Biopolimer seperti protein dan asam nukleat memainkan peranan penting dalam proses biologi.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Plastik
17 September 2009